RSS
Write some words about you and your blog here

aku suka puisi ini! sukaaaa sekali :)

Sabtu, 8 Agustus 2009.
Sekitar 20.00 waktu tol TB Simatupang.
Di bis dalam perjalanan pulang gw mendengar seseorang mendeklamasikan sebuah puisi dan telak, gw jatuh cinta pada puisi ini. Puisinya WS Rendra yang gw gak tau apa judulnya.

Sering kali aku berkata,
Ketika Orang memuji Milikku,
Bahwa ini hanya titipan.

Bahwa Mobilku adalah titipan-NYA
bahwa rumahku adalah titipan-NYA
bahwa hartaku adalah titipan-NYA
bahwa putra/putriku hanyalah titipan-NYA

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya…
MENGAPA DIA MENITIPKANNYA PADAKU?

Untuk apa dia menitipkan ini padaku
dan kalau bukan milikku, apa yang harus aku lakukan untuk milikNYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat
KETIKA TITIPAN ITU DIMINTA KEMBALI OLEH-NYA…

Ketika diminta kembali, kusebut itu MUSIBAH
Kusebut itu UJIAN, Kusebut itu PETAKA..
Kusebut itu apa saja
Untuk melukiskan bahwa itu adalah… D.E.R.I.T.A.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, Kedaginganku!!!
Aku ingin lebih banyak Harta,
Aku ingin lebih banyak Mobil,
Aku ingin lebih banyak Rumah,
Aku ingin lebih banyak Popularitas.

Dan kutolak SAKIT, Kutolak KEMISKINAN
Seolah semua “DERITA” adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,
Harus berjalan seperti matematika

“Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku…
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku”…

Betapa culasnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagangku
Dan bukan kekasih…
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku”
Dan menolak keputusann-NYA yang tidak sesuai keinginanku.

Duh, Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan…
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk beribadah kepadaMu ya Tuhan…

Padahal ketika kelak LANGIT dan BUMI bersatu,
bencana dan berkeberuntungan
Sama saja, TIDAK ADA artinya lagi…


Tapi gw masih culas. Dan gw gak mau dibilang culas. Bagi gw, hidup harus bisa diselesaikan secara matematika. Gw belum mengerti konsep 'titipan'. Yang gw tau, bertambah berarti menggeser titik pada sumbu X ke kanan. Berkurang berarti menggeser titik pada sumbu X ke kiri. Lalu kalau semua adalah titipan? Sebenarnya kita tidak perlu menggeser apapun dalam sumbu tersebut, begitu? Karena kita tidak punya apa-apa untuk ditambah, apalagi dikurangi. Kita adalah 0. Lalu untuk apa ada sumbu X, sumbu Y, kuadran I sampai kuadran IV?
Jika gw punya 10 permen, gw akan menulis angka 10 pada absis. jika permen itu gw makan 5, gw akan menggeser titik tersebut ke kiri sampai angka 5, karena permen gw tinggal 5. Tapi kalau gw hanya DITITIPI 10 permen? Apa perlu gw menulis sesuatu pada sumbu tersebut?

0 komentar: